Jumat, 27 Agustus 2010

Penemuan Arkeologi, Gulungan Alkitab Perjanjian Lama

"Mungkin Gulungan-
gulungan Laut Mati
memberikan pengaruh
paling besar pada Alkitab.
Gulungan tersebut
memberikan manuskrip
Perjanjian Lama yang
berusia 1000 tahun lebih
tua dari manuskrip tertua
yang kita miliki
sebelumnya. Gulungan-
gulungan Laut Mati
memperlihatkan bahwa
Perjanjian Lama disalin
dengan akurat selama
selang waktu tersebut.
Sebagai tambahan,
gulungan tersebut juga
memberikan banyak
informasi mengenai era
menjelang dan selama
kedatangan Kristus." --Dr.
Bryant Wood, arkeolog,
Associates for Biblical
Research
Penjelasan Gulungan-
gulungan Kitab. Segera
setelah diumumkannya
penemuan gulungan-
gulungan kitab, debat
ilmiah tentang asal usul
dan pentingnya
penemuan tersebut
bergulir. Debat memanas
ketika isi gulungan yang
menakjubkan tersebut
disebarluaskan secara
bertahap. Salah satu
penemuan paling menarik
adalah sebuah gulungan
tembaga yang harus
dipotong sebelum dapat
dibuka dan mengandung
daftar 60 harta karun yang
terletak di berbagai lokasi
di Yudea (namun satupun
belum pernah ada yang
ditemukan)! Gulungan
lainnya, yang ditemukan
oleh para arkeolog Israel
pada tahun 1967 di bawah
lantai sebuah penjual
barang antik di Betlehem,
menjelaskan secara detil
pandangan komunitas
tersebut tentang tata
ibadah Bait Suci yang
rumit. Gulungan ini diberi
nama "Gulungan Bait
Suci."
Isi gulungan-gulungan
Laut Mati memberi indikasi
bahwa para penulisnya
adalah sekelompok imam
dan orang awam yang
mengejar kehidupan
komunal dengan dedikasi
penuh kepada Allah.
Pemimpin mereka disebut
"Guru Kebenaran". Mereka
memandang diri mereka
sebagai satu-satunya
Israel yang benar - hanya
mereka yang setia kepada
Hukum Allah.
Seperti apapun orang-
orang Qumran, tulisan
mereka memberikan kita
gambaran latar belakang
yang mengagumkan
tentang salah satu aspek
dunia religius yang
didatangi Yesus. Sebagian
ahli mencoba menarik
kesejajaran antara tokoh-
tokoh di dalam gulungan
tersebut dengan Yohanes
Pembaptis atau Yesus,
namun penelitian objektif
terhadap kesejajaran
semacam itu
menunjukkan bahwa
perbedaannya jauh lebih
besar daripada
kemiripannya. Satu-
satunya titik kesamaan
adalah keduanya
mengajarkan bahwa
"Kerajaan Allah" sedang
datang.
Salah satu sumbangan
penting Gulungan-
gulungan Laut Mati adalah
banyaknya naskah Alkitab
yang ditemukan. Sebelum
penemuan Qumran,
naskah Perjanjian Lama
yang tertua disalin pada
abad ke-9 dan 10 Masehi
oleh sekelompok penyalin
Yahudi yang disebut kaum
Masoret. Sekarang kita
memiliki naskah-naskah
yang berumur 1000 tahun
lebih tua dari sebelumnya.
Kenyataan yang
mengagumkan adalah
bahwa naskah-naskah ini
hampir identik! Inilah
contoh nyata akan
perhatian sungguh-
sungguh yang diberikan
oleh para penyalin Yahudi
selama berabad-abad
dalam usahanya menyalin
Alkitab secara akurat. Kita
dapat yakin bahwa
Perjanjian Lama benar-
benar menggambarkan
kata-kata yang diberikan
kepada Musa, Daud dan
para nabi.
Orang-orang Qumran
sungguh-sungguh
percaya kepada doktrin
"zaman akhir". Mereka lari
ke padang gurun dan
menyiapkan diri untuk
menghadapi penghakiman
yang segera akan tiba
ketika musuh-musuh
mereka dihancurkan, dan
mereka, umat pilihan
Allah, akan diberikan
kemenangan terakhir
sesuai dengan ramalan
para nabi. Hubungan
dengan kejadian akhir
zaman inilah yang
memunculkan salah satu
pengajaran paling menarik
dari sekte ini. Pengharapan
mesianis menyebar dalam
pemikiran kelompok
persekutuan ini.
Dalam dokumen yang
disebut "Manual Disiplin"
atau "Aturan Komunitas",
dijelaskan bahwa orang
beriman harus terus hidup
mengikuti aturan "sampai
datangnya seorang nabi
dan seorang yang diurapi
[mesias] dari garis Harun
dan Israel" (kolom 9, baris
11). Ketiga tokoh ini akan
muncul untuk menuntun
memasuki zaman yang
sedang disiapkan oleh
komunitas tersebut.
Dalam dokumen lainnya
yang ditemukan di Gua
Empat dan dinamakan
"Testimonia", sejumlah
ayat Perjanjian Lama
dituliskan sebagai basis
pengharapan mesianis
mereka. Yang pertama
adalah kutipan dari
Ulangan 18:18-19 dimana
Allah berkata kepada
Musa:"seorang nabi akan
Kubangkitkan bagi mereka
dari antara saudara
mereka, seperti engkau
ini." Berikutnya adalah
kutipan dari Bilangan
24:15-17, dimana Bileam
meramalkan munculnya
seorang pangeran
penguasa: "bintang terbit
dari Yakub, tongkat
kerajaan timbul dari Israel,
dan meremukkan pelipis-
pelipis Moab" dsb. Yang
ketiga adalah berkat yang
diucapkan oleh Musa
kepada suku Lewi (suku
imam) di Ulangan 33:8-11.
Cara bagaimana ketiga
kutipan ini disatukan
menandakan bahwa
penulisnya melihat
kedepan kepada
bangkitnya seorang nabi
besar, pangeran besar dan
imam besar.
Jadi, kita telah menemukan
titik kontak yang menarik
antara Qumran dan
kekristenan - titik kontak
yang juga merupakan titik
pemisah. Komunitas
Qumran dan orang-orang
Kristen awal sepakat
bahwa pada hari-hari
penggenapan nubuat
Perjanjian Lama akan
muncul seorang nabi
besar, imam besar dan
raja besar. Namun
ketiganya merupakan
tokoh yang berbeda
dalam pengharapan
Qumran sedangkan
Perjanjian Baru
memandangnya menyatu
dalam pribadi Yesus dari
Nazaret.
Satu naskah lagi yang
muncul dalam beberapa
tahun terakhir ini
memberikan latar
belakang yang menarik
atas pengharapan
mesianis Perjanjian Baru.
Naskah ini telah
direkonstruksi dari 12
fragmen kecil,
menghasilkan tidak lebih
dari dua kolom tulisan;
namun idenya dapat
diketahui dari isinya yang
singkat. Isinya adalah
ramalan kelahiran seorang
Anak Ajaib, yang
barangkali diambil dari
Yesaya 9:6-7: "Sebab
seorang anak telah lahir
untuk kita, seorang putera
telah diberikan untuk kita …
dan namanya disebutkan
orang: Penasihat Ajaib."
Anak ini akan
menunjukkan tanda-tanda
khusus pada tubuh-Nya
dan akan dikenal melalui
kebijaksanaan dan
kepandaiannya. Ia akan
mampu mengetahui
rahasia semua makhluk
hidup dan Ia akan
memulai suatu zaman
baru yang sudah sejak
lama dinantikan oleh
orang-orang beriman.
Tidakkah mengejutkan
bahwa segera setelah
naskah ini disusun,
seorang anak dilahirkan
yang menggenapi
pengharapan Israel dan
memulai suatu zaman
baru? Meskipun orang-
orang Qumran keliru
dalam detil-detil mesias
mereka, namun mereka
mengharapkan seseorang
yang ciri-ciri umumnya
diilustrasikan dengan luar
biasa dalam hidup Yesus
dari Nazaret, Anak Allah
dan Mesias. Kita tidak tahu
apakah sejumlah orang
Kristen membawa pesan
Yesus kepada komunitas
di gurun ini. Kita hanya
bisa berspekulasi
bagaimana caranya
mereka menanggapi Anak
Ajaib yang dilahirkan di
Bethlehem yang adalah
Nabi, Imam dan Raja
Israel.
Dr. Will Varner adalah
Profesor Perjanjian Lama
di The Master's College
dan Direktur IBEX, kampus
universitas tersebut di
Israel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar